25 Mei 2011
Iti Alternatif Dampingi WH
Posted by Administrator1 on 15:33
SERANG - Kabar Wahidin Halim (WH) berpasangan dengan Mulyadi Jayabaya (JB) di Pemilihan Gubernur (Pilgub) Banten belum ada kepastian. Jika pasangan ini gagal WH disarankan menggandeng putri JB yakni Iti Octavia.
Saran itu disampaikan Direktur Eksekutif Lembaga Kajian dan Survei Nusantara (LAKSNU) Gugus Joko Waskita kepada Radar Banten di Jakarta, Selasa (24/5). Menurutnya, saat ini mulai mengerucut dua nama sebagai bakal calon gubernur yakni Ratu Atut Chosiyah dan Wahidin Halim. “Dua nama ini muncul dari basis dukungan politik, teritorial, dan pangsa pasar yang berbeda,” ujarnya.
Menurutnya, Atut muncul sebagai sosok petahana (incumbent) berasal dari wilayah Banten bagian Selatan dan simbol penguasa Banten saat ini. Sementara WH berasal dari wilayah Tangerang simbol perubahan dan perlawanan terhadap Atut. “Kunci kemenangan dua kandidat ini terletak pada siapa calon wakil gubernur yang mereka gandeng sebagai pasangannya,” tegasnya.
Ia berpendapat, Atut kemungkinan mengambil pasangan dari wilayah Tangerang. Sejumlah nama yang sudah beredar dari Tangerang antara lain Shaleh MT (mantan Pjs Walikota Tangsel), Jazuli Juwaini (anggota DPR dari PKS), dan Umar Lubis. Kemudian, lanjutnya, WH akan berpeluang menang jika mengambil pasangan dari wilayah Banten bagian Selatan.
Nama yang santer disebut adalah JB, Sam Rachmat (Ketua Nasdem Banten), Tb Deddi Gumelar alis Miing (anggota DPR asal PDIP) dan Irna Narulita Dimyati (istri Dimyati Natakusumah/Mantan Bupati Pandeglang).
“Menurut analisa saya WH harus mengambil tokoh perempuan yang masih segar serta tidak terlibat masa lalu, simbol perlawanan terhadap politik dinasti Banten dan punya basis dukungan yang merata di wilayah Banten bagian Selatan,” ujar Gugus.
Saat ini WH sudah terang-terangan kepada wartawan beberapa waktu lalu menginginkan JB sebagai pasangannya untuk maju di Pilgub. Jika duet ini gagal, Gugus menyarankan WH menggandeng pendamping dari kalangan perempuan. “Fakta yang terjadi di Banten di pilkada kabupaten/kota, pasangan yang salah satunya perempuan, ternyata terpilih,” ujarnya. Gugus mencontohkan, di Kabupaten Serang, Ratu Tatu Chasanah terpilih mendampingi Taufik Nuriman. Kemudian, di Kabupaten Pandeglang terpilih Heryani sebagai wakil bupati mendampingi Erwan Kurtubi dan Airin Rachmy Diani terpilih menjadi Walikota Tangsel, didampingi Benyamin Davnie. “Artinya simbol perempuan tidak bisa dinafikan,” tegasnya.
Ia menyebut, ada nama yang layak dipertimbangkan oleh WH yaitu Iti Octavia Jayabaya, putri JB yang saat ini menjadi anggota DPR RI. Iti dipandang masih muda dan bersih dari kasus apa pun. “Jika gagal menggaet JB maka dengan memilih Iti akan menarik massa pendukung JB,” ujarnya
Duet PKS-PPP Jadi Alternatif
Sementara itu koalisi PKS-PPP mendekati kenyataan. Pengamat politik asal Untirta Abdul Hamid mengatakan, jika PKS dan PPP berkoalisi merupakan langkah tepat. “Saya rasa itu bagus dan baik bagi perkembangan politik di Banten. Masyarakat bisa mendapatkan calon pemimpin alternatif. Jika selama ini hanya berkutat pada Atut dan WH, pasangan dari PKS dan PPP cukup kuat untuk tampil,” ujar Abdul Hamid.
Selain itu, platform PKS dan PPP hampir sama sehingga untuk berkoalisi sangat terbuka. Namun demikian, Hamid beranggapan jika isu yang diusung PKS dan PPP hanya keagamaan tidak kuat untuk mendobrak dominasi Atut dan WH. “Karena baik Atut dan WH sudah lebih dulu menggunakan simbol-simbol keagamaan. Seperti Atut yang menggunakan kerudung dan WH yang berbusana lengkap baju koko serta peci,” jelasnya.
Sinyal koalisi PKS dan PPP muncul setelah ada pertemuan antara Ketua Tim Pemenangan PKS Miptahudin dengan Ketua Tim Penjaringan PPP HM Sayuti di kantor DPW PPP Banten, Senin, (23/5) sekira pukul 18.00 WIB. Saat disinggung isi pertemuan Miptahudin mengaku hanya mengantarkan berkas pendaftaran Jazuli Juwaini. Namun demikian, Miptahudin tidak menampik jika komunikasi politik yang dibangun dengan PPP sudah intens. Miptahudin berani menyebut pasangan Jazuli adalah Ketua PPP Banten Mardiono. “Kita sangat berharap bisa berkoalisi dengan PPP. Kalau perlu kita sandingkan Pak Jazuli dengan Pak Mardiono,” ucap Miptahudin.
Miptahudin menambahkan, koalisi yang dibangun antara PKS dan PPP tidak akan banyak menemui jalan buntu. Selain sama-sama memiliki platform yang hampir sama, juga visi dan misi ke depan yang tidak jauh berbeda. “Kita harus melakukan perubahan. Dengan kemunculan pasangan Jazuli-Mardiono akan memberikan warna di tengah dua kekuatan yang selama ini sering diperbincangkan,” kata Miptahudin.
Ditemui terpisah, Ketua Tim Penjaringan PPP HM Sayuti mengatakan, kemungkinan PPP untuk berkoalisi dengan PKS terbuka. Namun demikian, PPP masih harus melakukan mekanisme penjaringan yang dilakukan termasuk menggelar musyawarah kerja wilayah (mukerwil) awal Juni.
Mengenai usulan PKS untuk menduetkan Jazuli dengan Mardiono, Sayuti mengatakan sebagai sesuatu yang wajar. Namun demikian, saat ini kader PPP yang mencalonkan diri hanya Zaenuddin yang merupakan bendahara DPW PPP Banten. (Radar Banten Online)
Tangerang Plus Lebak Akhiri Ratu Atut Chosiyah
Saran itu disampaikan Direktur Eksekutif Lembaga Kajian dan Survei Nusantara (LAKSNU) Gugus Joko Waskita kepada Radar Banten di Jakarta, Selasa (24/5). Menurutnya, saat ini mulai mengerucut dua nama sebagai bakal calon gubernur yakni Ratu Atut Chosiyah dan Wahidin Halim. “Dua nama ini muncul dari basis dukungan politik, teritorial, dan pangsa pasar yang berbeda,” ujarnya.
Menurutnya, Atut muncul sebagai sosok petahana (incumbent) berasal dari wilayah Banten bagian Selatan dan simbol penguasa Banten saat ini. Sementara WH berasal dari wilayah Tangerang simbol perubahan dan perlawanan terhadap Atut. “Kunci kemenangan dua kandidat ini terletak pada siapa calon wakil gubernur yang mereka gandeng sebagai pasangannya,” tegasnya.
Ia berpendapat, Atut kemungkinan mengambil pasangan dari wilayah Tangerang. Sejumlah nama yang sudah beredar dari Tangerang antara lain Shaleh MT (mantan Pjs Walikota Tangsel), Jazuli Juwaini (anggota DPR dari PKS), dan Umar Lubis. Kemudian, lanjutnya, WH akan berpeluang menang jika mengambil pasangan dari wilayah Banten bagian Selatan.
Nama yang santer disebut adalah JB, Sam Rachmat (Ketua Nasdem Banten), Tb Deddi Gumelar alis Miing (anggota DPR asal PDIP) dan Irna Narulita Dimyati (istri Dimyati Natakusumah/Mantan Bupati Pandeglang).
“Menurut analisa saya WH harus mengambil tokoh perempuan yang masih segar serta tidak terlibat masa lalu, simbol perlawanan terhadap politik dinasti Banten dan punya basis dukungan yang merata di wilayah Banten bagian Selatan,” ujar Gugus.
Saat ini WH sudah terang-terangan kepada wartawan beberapa waktu lalu menginginkan JB sebagai pasangannya untuk maju di Pilgub. Jika duet ini gagal, Gugus menyarankan WH menggandeng pendamping dari kalangan perempuan. “Fakta yang terjadi di Banten di pilkada kabupaten/kota, pasangan yang salah satunya perempuan, ternyata terpilih,” ujarnya. Gugus mencontohkan, di Kabupaten Serang, Ratu Tatu Chasanah terpilih mendampingi Taufik Nuriman. Kemudian, di Kabupaten Pandeglang terpilih Heryani sebagai wakil bupati mendampingi Erwan Kurtubi dan Airin Rachmy Diani terpilih menjadi Walikota Tangsel, didampingi Benyamin Davnie. “Artinya simbol perempuan tidak bisa dinafikan,” tegasnya.
Ia menyebut, ada nama yang layak dipertimbangkan oleh WH yaitu Iti Octavia Jayabaya, putri JB yang saat ini menjadi anggota DPR RI. Iti dipandang masih muda dan bersih dari kasus apa pun. “Jika gagal menggaet JB maka dengan memilih Iti akan menarik massa pendukung JB,” ujarnya
Duet PKS-PPP Jadi Alternatif
Sementara itu koalisi PKS-PPP mendekati kenyataan. Pengamat politik asal Untirta Abdul Hamid mengatakan, jika PKS dan PPP berkoalisi merupakan langkah tepat. “Saya rasa itu bagus dan baik bagi perkembangan politik di Banten. Masyarakat bisa mendapatkan calon pemimpin alternatif. Jika selama ini hanya berkutat pada Atut dan WH, pasangan dari PKS dan PPP cukup kuat untuk tampil,” ujar Abdul Hamid.
Selain itu, platform PKS dan PPP hampir sama sehingga untuk berkoalisi sangat terbuka. Namun demikian, Hamid beranggapan jika isu yang diusung PKS dan PPP hanya keagamaan tidak kuat untuk mendobrak dominasi Atut dan WH. “Karena baik Atut dan WH sudah lebih dulu menggunakan simbol-simbol keagamaan. Seperti Atut yang menggunakan kerudung dan WH yang berbusana lengkap baju koko serta peci,” jelasnya.
Sinyal koalisi PKS dan PPP muncul setelah ada pertemuan antara Ketua Tim Pemenangan PKS Miptahudin dengan Ketua Tim Penjaringan PPP HM Sayuti di kantor DPW PPP Banten, Senin, (23/5) sekira pukul 18.00 WIB. Saat disinggung isi pertemuan Miptahudin mengaku hanya mengantarkan berkas pendaftaran Jazuli Juwaini. Namun demikian, Miptahudin tidak menampik jika komunikasi politik yang dibangun dengan PPP sudah intens. Miptahudin berani menyebut pasangan Jazuli adalah Ketua PPP Banten Mardiono. “Kita sangat berharap bisa berkoalisi dengan PPP. Kalau perlu kita sandingkan Pak Jazuli dengan Pak Mardiono,” ucap Miptahudin.
Miptahudin menambahkan, koalisi yang dibangun antara PKS dan PPP tidak akan banyak menemui jalan buntu. Selain sama-sama memiliki platform yang hampir sama, juga visi dan misi ke depan yang tidak jauh berbeda. “Kita harus melakukan perubahan. Dengan kemunculan pasangan Jazuli-Mardiono akan memberikan warna di tengah dua kekuatan yang selama ini sering diperbincangkan,” kata Miptahudin.
Ditemui terpisah, Ketua Tim Penjaringan PPP HM Sayuti mengatakan, kemungkinan PPP untuk berkoalisi dengan PKS terbuka. Namun demikian, PPP masih harus melakukan mekanisme penjaringan yang dilakukan termasuk menggelar musyawarah kerja wilayah (mukerwil) awal Juni.
Mengenai usulan PKS untuk menduetkan Jazuli dengan Mardiono, Sayuti mengatakan sebagai sesuatu yang wajar. Namun demikian, saat ini kader PPP yang mencalonkan diri hanya Zaenuddin yang merupakan bendahara DPW PPP Banten. (Radar Banten Online)