10 Tahun Menjabat, Banten Tak Ada Perubahan
Mahasiswa Tuntut Ratu Atut Chosiyah Mundur
Kamis, 28 April 2011 - 17:10 WIB
SERANG (Pos Kota) – Ratusan mahasiswa yang tergabung dalam Mahasiswa Banten Menggugat (MBM), Kamis (28/4) sore, melakukan aksi unjuk rasa di Kantor Gubernur Banten di Jalan Brigjen KH Sam’un, Kota Serang.
Massa MBM menuntut agat Gubernur Banten, Ratu Atut Chosiyah mundur dari jabatanny
a karena dinilai gagal memimpin Provinsi Banten.
Massa sebelumnya melakukan longmarch sepanjang 500 meter dari Islamic Center sehingga sempat memacetkan arus lalu-lintas.
Setiba di depan Kantor Gubernur Banten, massa langsung melakukan orasi dan membentangkan spanduk yang bernadakan tuntutan Gubernur Banten supaya mundur dari jabatannya.
“Sepuluh tahun sudah Ratu Atut memimpin Banten tapi sama sekali tidak menunjukan perubahan. Ironisnya dia malah sibuk dengan pencitraan menjelang pemilihan Gubernur mendatang tanpa memikirkan rakyatnya yang menderita gizi buruk,” kata Mahendra, juru bicara aksi.
Sementara itu, Usep, pengunjukrasa lainnya dalam orasinya mengatakan, bahwa tidak layak Ratu Atut Chosiyah selalu mencanangkan bersama teruskan pembangunan Banten. Sebab, selama ini yang dilakukan pemerintah dibawah kepempimpinan Atut tidak ada pembangunan.
Menurutnya, saat ini sekitar 9.378 balita menderita gizi buruk, 80 persen jalan di banten rusak parah, biaya pendidikan mahal. “Ironisnya alokasi anggaran yang seharusnya digunakan untuk kepentingan rakyat malah digunakan untuk pencitraan politiknya. Oleh karena itu Atut harus mundur, karena dia gagal memajukan dan membangun Banten,” kata Usep.
Aparat kepolisian dan petugas keamanan tidak mampuh berbuat banyak. Akibatnya bentrokan antara mahasiswa dengan aparat kepolisian tidak dapat dihindarkan. Para mahasiwa berhasil merangsek masuk dan menduduki halaman Kantor gubernur.
Saat ini ratusan mahasiswa gabungan dari Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Banten dan Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (UNTIRTA) tersebut masih bertahan di halaman kantor Gubernur Banten. Mereka mengancam masih akan bertahan hingga Gubernur Ratu Atut Chosiyah bersedia menemui para demonstran.
“Kami tetap bertahan sampai Gubernur Ratu Atut mau menemui kami,” tegas Mahendra. (haryono/dms